CWS: Ustadzah, fakta sekarang menunjukkan bahwa keluarga benar-benar tidak lagi menjadi tempat untuk menanamkan ketakwaan pada anggota keluarga itu. Kira-kira apa penyebabnya?
SR: Para pendukung kapitalisme terus menerus berupaya menghancurkan institusi keluarga dan melemahkan generasi muslim, serta merusak perilaku masyarakat dengan langkah jitu untuk menjajah umat Islam, termasuk bangsa dan negari ini.
Yang kita lihat sekarang adalah dampak dari strategi yang mereka lakukan dalam menghancurkan keluarga itu. Adanya perilaku menyimpang dari anggota keluarga, baik ayah, ibu, kakak, adik. Ayah yang seharusnya menjadi pemimpin dan tauladan bagi anggota keluarganya menjadi tidak berfungsi. Ibu yang iuga seharusnya menjadi contoh tauladan bagi anak-anaknya justru memberikan peluang yang lebar pada anaknya untuk terjerumus dalam kemaksiatan.
Pergaulan bebas yang dilakukan tidak hanya oleh anak remaja, tetapi juga ayah dan ibunya. Ini menunjukkan bahwa keluarga yang seharusnya menjadi tempat menanamkan ketakwaan menjadi tidak berfungsi lagi.Belum lagi para orang tua berlomba-lomba mengikutsertakan anaknya dalam ajang ajang pencarian bakat karena orientasi materi, agar cepat kaya raya.
Pola kehidupan kapitalistik dan materialistik begitu berhasil mewarnai masyarakat kita lebih khusus lagi keluarga keluarga muslim tentu dengan warna kapitalisme.
Keluarga dan masyarakat kita kehilangan identitas mereka sebagai masyarakat muslim.
Mereka tidak lagi memiliki pandangan hidup yang benar sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang disebut kebebasan, baik dalam perilaku, berpakaian, berbicara, termasuk kebebasan beragama.
Seorang ayah tidak lagi merasa perlu mengajarkan nilai nilai agama kepada anggota keluarganya, karena ayah tidak mau memaksa anggota keluarganya dengan alasan kebebasan.
Sehingga keluarga tersebut menjadi jauh dari agama.
CWS: Sepertinya ada unsur kesengajaan merusak keluarga ini?
SR: Benar, Penghancuran atau pengrusakan institusi keluarga, melemahkan genearsi muslim dan merusak perilaku masyarakat dengan langkah jitu untuk menjajah umat Islam. Liberalisasi ditengah masyarakat akan memperkokoh hegemoni kaum kafir imperialis dinegeri ini. Liberalissi ini dilakukan oleh para pendukung liberal, mulai dari kalangan birokrat intelektual hingga aktivis aktivis LSM komprador.
Kita melihat berbagai produk undang-undang dinegeri ini yang merupakan hasil dari kerja keras mereka. Mulai dari pengarusutamaan gender, kesehatan reproduksi remaja, atau dengan maraknya tayangan tayangan merusak, baik dalam bentuk ajang pencarian bakat, sinetron merusak, dan lain sebagainya.
Jadi institusi keluarga ini dirusak dari berbagai sisi, bahkan terlihat seluruh elemen yang bisa mengantarkan pada kerusakan keluarga semuanya dilakukan.
CWS: Apa saja yang dilakukan para pendukung liberal ini untuk menancapkan idenya?
SR: Ada dua hal yang mereka lakukan:
Pertama, Membangun dukungan masyarakat terhadap nlai nilai liberal melalui proses penyadaran yang terus menerus. Upaya ini dilakukan dengan pelatihan pelatihan berbasis liberal, khususnya yang marak saat ini adalah training, KKG, diskusi-diskusi, sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik, dengan tujuan terjadi perubahan pada level individu.
Bila sentimen masyarakat terhadap Islam gagal ditumbuhkan, maka tak jarang mereka memanipulasi hukum-hukum Islam untuk menguatkan kepentingannya.
Kedua, Dilakukan dengan transformasi sosial melalui UU. Cara kedua ini melalui larangan poligami beberapa waktu yang lalu, legalisasi perilaku seks bebas [atas nama HAM dan KKG], kondomisasi, dukungan terhadap retaknya keluarga melalui isu kekerasan dalam rumah tangga, hingga menghapus UU yang masih mengandung ajaran Islam.
Dua hal ini lah yang dilakukan pejuang dan pendukung jargon gender saat ini.
CWS: Dengan berbagai kerusakan akut yang dibawa oleh kapitalisme, masih layakkah sitem ini diperthankan?
SR: Bagi orang yang sadar sepenuhnya kerusakan sistem kapitalisme dan sadar akan serangan masif kelompok anti syariah yang jelas-jelas anti Islam. Tentu mereka akan menyiapkan strategi untuk menjauhi bahkan membuang sistem kapitalisme ini. Akan tetapi dimasyarakat kita banyak orang yang sadar kerusakan kapitalisme tapi belum mau kembali kepada Islam. Karena mereka belum paham bahwa Islam itu adalah solusi. Mereka masih sibuk mencari alternatif lain yang manurutnya lebih baik.
Inilah yang disatu sisi perlu upaya keras menyadarkan bahwa hanya Islam lah yang menyelesaikan kerusakan yang ditimbulkan akibat sistem kapitalis ini.
Harus disadarkan bahwa persoalan yang menimpa masyarakat saat ini adalah akibat diterapkannya sistem kapitalis dan meninggalkan sistem Islam. Kerusakan yang menimpa keluarga mulai dari ayah, ibu, anak dengan berbagai perilaku menyimpang yang mereka lakukan adalah akibat dari sistem kapitalis yang telah mereka adopsi sadar atau tidak.
Dampak yang nyata berupa kerusakan moral, pergaulan bebas, susahnya memenuhi kebutuhan hidup, retaknya keluarga karena soal materi dan masih banyak lagi kerusakan nyata yang ditimbulkan.
Dengan kerusakan yang demikian parah,
Maka untuk memperbaikinya haruslah sistem kapitalisme ini dibuang sejauh jauhnya. Dan menggantinya dengan sistem yang Allah turunkan, bukan dengan menambal sulam.
CWS: Bagaiamana seharusnya Keluarga dalam pandangan Islam?
SR: Islam memandang bahwa kehidupan keluarga dalam hal ini pernikahan sebagai perjanjian yang berat, setiap orang memiliki hak dan kewajiban [ Q.S An Nissa’:21].
Islam memandang setiap anggota keluarga sebagai pemimpin dalam kedudukan masing-masing. [H.R Bukhari dan Muslim]
Islam juga mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga. Adil dalam arti meletakkan fungsi-fungsi keluarga secara memadai dengan fungsi keagamaan sebagai dasarnya.
Ketika fungsi mendasar yaitu fungsi kagamaan, dimana keluarga akan dapat memberikan pengalaman keagamaan kepada para anggotanya, maka benteng keluarga sebagai tempat menanamkan ketakwaan anggotanya akan dapat dilaksanakan. Perilaku menyimpang anggota keluarga termasuk pemilihan standar yang salah dalam kehidupan akan dapat dihilangkan.
Ayah dengan berbagai kewajibannya akan mengarahkan anggota keluarganya untuk senantiasa dalam ketakwaan kepada Allah SWT. Ibu sebagai pengatue dan pengelola rumah tangga akan mengatur dan mengelolanya hanya mengikuti Syariah Islam. Sehingga bagaimanapun potensi yang dimiliki oleh anaknya, tidak akan dijual untuk ladang keuntungan para kapitalis, apalagi sampai harus menanggalkan pakaian takwanya.
Maka bekal ilmu agama bagi calon ayah dan ibu menjadi sangat penting. Tidak hanya itu, kesadaran bahwa hidupnya perlu diatur dengan syariah Islam lebih penting lagi. Dengan kesadaran adanya sistem lain yang sengaja dipaksakan untuk menghancurkan keluarganya, tentulah ayah dan ibu akan menyiapkan senjata untuk melawannya.
Dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengembalikan funsi keluarganya sebagai tempat untuk menanamkan ketawaan akan dijaga sepenuhnya.
Keluarga tidak sibuk dengan mengikuti arus serbuan kaum liberal, akan tetapi mereka memiliki arus sendiri yang lahir dari aqidah islam yang dimiliki. Mereka akan mengajarkan halal haram kepada anggota keluarganya, mereka akan mengajarkan dan menjaga keimanan anggota keluarganya.
Anggota keluarga memahami, bahwa manusia itu mulia dihadapan Allah karena ketakwaannya, bukan karena popularitasnya atau karena hartanya.
Keluarga juga akan berperan menjaga anggota keluarganya, bahwa dalam hidup harus berhati-hati ketika memilih langkah, agar jangan sampai tergelincir kepada kesesatan dan kemaksiatan. Murka Allah SWT atas pelanggaran manusia terhadap perintah dan larangan Nya adalah berupa sanksi yang pedih diakhirat kelak. Kami berlindung kepada Allah dari ketergelinciran kedalam api neraka.
CWS: Bagaimana upaya menangkal bahaya liberalisasi yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam secara sistemik dan terpadu?
SR: Untuk menangkal bahaya liberalisasi yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam secara sistemik dan terpadu, kaum muslimn harus:
- Merombak cara berfikir umat termasuk didalamnya keluarga, agar tidak tersusupi nilai-nilai yang menyesatkan. Dapat dilakukan dengan memurnikan pemikiran umat melalui dakwah Islam secara terus menerus, menyampaikan Islam dan hukum-hukumnya yang bersumber pada Al Qur’an, Hadist, ijma’ shohabat dan Qiyas.
- Membongkar pemikiran-pemikiran yang menyesatkan umat seperti sekulerisme, liberalisme, pluralisme, HAM, demokrasi, Gender dan menjelaskan pertentangannya dengan Islam. Kemudian menjelaskan bagaimana Islam memandang persoalan tersebut dan bahwa Islam adalah solusi yang bersifat menyeluruh terhadap setiap persoalan manusia.
- Menyadarkan kepada umat Islam, bahwa mereka harus berhati-hati terhadap pilihan hidup mereka, jangan sampai tergelincir dalam kesesatan dan kemaksiatan. Karena Allah SWT sebagai pencipta alam, manusia, dan kehidupan emiliki aturan terbaik bagi seluruh makhluknya yang harus ditaati. Bahkan Allah menyediakan akhir kehidupan yang baik bagi siapa saja yang mentaati Allah SWT. Sebaliknya murka Allah atas pelanggaran manusia terhadap perintah dan laranganNya adalah berupa sanksi yang pedih diakhirat kelak.
Oleh: Hj. Siti Rofida SPd.